ILMU
BUDAYA DASAR
Ø DOSEN
EDI FAHRI
Ø DISUSUN
OLEH
TANIA VALERI M. (37416295)
1ID05
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah Subhanahu
wa ta’ala yang telah memberikan saya berbagai kenikmatan dalam hidup sehingga
didalam setiap langkah aktivitas hidup saya diberikan keberkahan dan
kelancaran. Dengan kemurahan yang telah diberikan oleh Allah SWT sehingga saya
bisa menyelesaikan tugas makalah komunikasi ilmiah dengan baik.
Ucapan terimakasih tidak lupa saya haturkan kepada
berbagai pihak yaitu dosen dan teman - teman yang turut membantu saya dalam
penyusunan makalah. Saya menyadari sepenuhnya di dalam penyusunan makalah ini,
masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman.
Masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki, baik dari segi tata bahasa
maupun susunan kalimat. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima
segala saran dan kritik yang membangun dari pembaca agar saya dapat menyempurnakan
makalah komunikasi ilmiah
Harapan saya mudah-mudahan apa yang saya susun ini
bisa memberikan manfaat untuk diri saya sendiri,teman-teman, serta orang lain. Dan
semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca
untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar
menjadi lebih baik lagi
Depok, 11 JANUARI 2017
Penyusun,
Tania Valeri M.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................2
DAFTAR
ISI..............................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH...........................4
1.2 RUMUSAN MASALAH...........................................5
1.3 TUJUAN PENULISAN.............................................5
1.4 MANFAAT PENULISAN.........................................5
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 KONSEP BUDAYA
LOKAL....................................6
2.2 MACAM - MACAM BUDAYA LOKAL..................8
2.3
PERKEMBANGAN BUDAYA LOKAL
INDONESIA SAAT INI...................................................8
2.4 PENGARUH POSITIF DAN NEGATIF BAGI
MASYARAKAT TERHADAP PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN...............................................................9
MASYARAKAT TERHADAP PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN...............................................................9
2.5 MELESTARIKAN BUDAYA
LOKAL INDONESIA......................................................10
DAFTAR PUSTAKA................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG MASALAH
Republik Indonesia (RI), umumnya
disebut Indonesia, adalah negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis
khatulistiwa dan berada di antara benua Asia dan Australia serta antara Samudra
Pasifik dan Samudra Hindia. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia
yang terdiri dari 13.466 pulau. Nama alternatif yang biasa dipakai adalah
Nusantara.
Dari Sabang sampai Merauke, Indonesia terdiri dari
berbagai suku bangsa, bahasa, agama dan ras. Setiap daerah memiliki perbedaan
kebudayaan. Baik dalam segi bahasa, ada istiadat, gaya hidup maupun gaya
berpakaian. Oleh karena itu, Indonesia sangat kaya akan budaya yang sangat
harus kita jaga dan lestarikan. Semboyan nasional Indonesia, "Bhinneka
tunggal ika" ("Berbeda-beda namun tetap satu"), berarti
keberagaman yang membentuk negara.
Budaya Lokal adalah budaya yang yang
berkembang di daerah-daerah dan merupakan milik suku-suku bangsa di wilayah
nusantara Indonesia. Budaya lokal hidup dan berkembang di masing-masing
daerah/suku bangsa yang ada di seluruh Indonesia. Keberagaman dalam budaya
Indonesia tercermin pada bagian budaya-budaya lokal yang berkembang di
masyarakat. Keragaman tersebut tidak saja terdapat secara internal, tetapi juga
karena pengaruh-pengaruh yang membentuk suatu kebudayaan. Perkembangan budaya
lokal di setiap daerah tentu memiliki peran yang signifikan dalam meningkatkan
semangat nasionalisme, karena kesenian budaya lokal tersebut mengandung
nilai-nilai sosial masyarakat. Namun dalam derasnya arus globalisasi, budaya
lokal pada sisi lain mengalami kemajuan yang sangat pesat, tetapi di sisi lain
juga mengakibatkan kerusakan dan pengkikisan budaya lokal yang luar biasa.
Generasi muda adalah harapan masa
depan, calon pemimpin masa depan, oleh karena itu di pundak generasi mudalah nasib suatu bangsa
dipertaruhkan. Suatu bangsa apa bila generasi mudanya memiliki kualitas yang
unggul dan semangat yang kuat untuk memajukan budaya daerah yang didasari
dengan keimanan dan akhlak mulia, maka bangsa itu akan besar.
Namun Saat ini kita dapat melihat betapa lemahnya
peran generasi muda dalam menjaga dan
melestarikan budaya daerah masing masing. Di sini bisa kita lihat, bahwa
generasi muda lebih suka mengikuti
budaya modern yang kebarat-baratan dari pada budaya daerah kita yang lebih
beradat dan beradab.
Apabila generasi muda lebih memperhatikan budaya lokal
maka budaya lokal suatu bangsa tidak akan punah di era globalisasi ini. Karena
budaya lokal sangat berpengaruh terhadap perilaku generasi muda. Mereka akan
akan lebih menghargai nilai budaya dan bahasa, nilai-nilai solidaritas sosial,
kekeluargaan dan cinta tanah air yang dirasakan semakin kuat.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa konsep kebudayaan lokal?
2. Apa saja macam – macam kebudayaan lokal?
3. Bagaimana perkembangan kebudayaan lokal
di Indonesia saat ini dan dampaknya kepada masyarakat?
4. Apa yang harus dilakukan generasi muda
terhadap kebudayaan lokal di Indonesia?
1.3 TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui apa itu kebudayaan lokal
2. Untuk memahami berbagai macam perbedaan kebudayaan di
Indonesia
1.4 MANFAAT PENULISAN
1. Agar dapat memahami kebudayaan lokal di Indonesia
2. Agar dapat menerapkan tindakan
menghargai dan melestarikan kebudayaan lokal
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 KONSEP KEBUDAYAAN LOKAL
Kebudayaan
daerah diartikan sebagai kebudayaan yang khas yang terdapat pada wilayah
tersebut. Kebudayaan daerah di Indonesia di Indonesia sangatlah beragam.
Menurut Koentjaraningrat kebudayaan daerah sama dengan konsep suku bangsa.
Suatu kebudayaan tidak terlepas dari pola kegiatan masyarakat. Keragaman budaya
daerah bergantung pada faktor geografis. Semakin besar wilayahnya, maka makin
komplek perbedaan kebudayaan satu dengan yang lain. Jika kita melihat dari
ujung pulau Sumatera sampai ke pulau Irian tercatat sekitar 300 suku bangsa
dengan bahasa, adat-istiadat, dan agama yang berbeda.
Konsep
Suku Bangsa / Kebudayaan Daerah. Tiap kebudayaan yang hidup dalam suatu
masyarakat yang dapat berwujud sebagai komunitas desa, sebagai kota, sebagai
kelompok kekerabatan, atau kelompok adat yang lain, bisa menampilkan suatu
corak khas yang terutama terlihat orang luar yang bukan warga masyarakat
bersangkutan. Sebaliknya, terhadap kebudayaan tetangganya, ia dapat melihat
corak khasnya, terutama unsur-unsur yang berbeda menyolok dengan kebudayaannya
sendiri. Pola khas tersebut berupa wujud sistem sosial dan sistem kebendaan.
Pola khas dari suatu kebudayaan bisa tampil karena kebudayaan itu menghasilkan
suatu unsur yang kecil berupa berupa suatu unsur kebudayaan fisik dengan bentuk
yang khusus yang tidak terdapat pada kebudayaan lain. Dengan demikian budaya
dan kearifan lokal adalah hal yang saling berkaitan satu sama lain.
Budaya
lokal biasanya didefinisikan sebagai budaya asli dari suatu kelompok masyarakat
tertentu. Menurut J.W. Ajawaila, budaya lokal adalah ciri khas budaya sebuah
kelompok masyarakat lokal. Akan tetapi, tidak mudah untuk merumuskan atau
mendefinisikan konsep budaya lokal. Menurut Irwan Abdullah, definisi kebudayaan
hampir selalu terikat pada batas-batas
fisik dan geografis yang jelas. Misalnya, budaya Jawa yang merujuk pada
suatu tradisi yangberkembang di Pulau Jawa. Oleh karena itu, batas geografis
telah dijadikan landasan untuk merumuskan definisi suatu kebudayaan lokal.
Namun, dalam proses perubahan sosial budaya telah muncul kecenderungan mencairnya batas-batas fisik suatu
kebudayaan. Hal itu dipengaruhi oleh faktor percepatan migrasi dan penyebaran
media komunikasi secara global sehingga tidak ada budaya lokal suatu kelompok
masyarakat yang masih sedemikian asli.
Menurut
Hildred Geertz dalam bukunya Aneka Budaya dan Komunitas di Indonesia, di Indonesia
saat ini terdapat lebih 300 dari suku bangsa yang berbicara dalam 250 bahasa
yang berbeda dan memiliki karakteristik budaya lokal yang berbeda pula.
Wilayah Indonesia memiliki kondisi geografis dan
iklim yang berbeda-beda. Misalnya, wilayah pesisir pantai Jawa yang beriklim
tropis hingga wilayah pegunungan Jayawijaya di Provinsi Papua yang bersalju.
Perbedaan iklim dan kondisi geografis
tersebut berpengaruh terhadap kemajemukan budaya lokal di Indonesia.
Pada
saat nenek moyang bangsa Indonesia datang secara bergelombang dari daerah Cina
Selatan sekitar 2000 tahun sebelum Masehi, keadaan geografis Indonesia yang
luas tersebut telah memaksa nenek moyang
bangsa Indonesia untuk menetap di daerah yang terpisah satu sama lain. Isolasi
geografis tersebut mengakibatkan penduduk yang menempati setiap pulau di
Nusantara tumbuh menjadi kesatuan suku bangsa yang hidup terisolasi dari suku
bangsa lainnya. Setiap suku bangsa tersebut tumbuh menjadi kelompok
masyarakat yang disatukan oleh
ikatan-ikatan emosional serta memandang diri mereka sebagai suatu kelompok
masyarakat tersendiri. Selanjutnya, kelompok suku bangsa tersebut mengem-
bangkan kepercayaan bahwa mereka
memiliki asal-usul keturunan yang sama
dengan didukung oleh suatu kepercayaan yang berbentuk mitos-mitos yang hidup di
dalam masyarakat.
Kemajemukan
budaya lokal di Indonesia tercermin dari
keragaman budaya dan adat istiadat dalam masyarakat. Suku bangsa di Indonesia,
seperti suku Jawa, Sunda, Batak, Minang, Timor, Bali, Sasak, Papua, dan Maluku
memiliki adat istiadat dan bahasa yang berbeda-beda. Setiap suku bangsa
tersebut tumbuh dan berkembang sesuai dengan alam lingkungannya. Keadaan
geografis yang terisolir menyebabkan penduduk setiap pulau mengembangkan pola hidup dan adat istiadat
yang berbeda-beda. Misalnya, perbedaan bahasa dan adat istiadat antara suku
bangsa Gayo-Alas di daerah pegunungan
Gayo-Alas dengan penduduk suku bangsa Aceh yang tinggal di pesisir pantai Aceh.
Menurut
Soekmono dalam Pengantar Sejarah Kebudayaan In- donesia I, masyarakat awal pada
zaman praaksara yang datang pertama kali di Kepulauan Indonesia adalah ras
Austroloid sekitar 20.000 tahun yang lalu. Selanjutnya, disusul kedatangan ras
Melanosoid Negroid sekitar 10.000 tahun lalu. Ras yang datang terakhir ke
Indonesia adalah ras Melayu Mongoloid sekitar 2500 tahun SM pada zaman Neolithikum dan Logam. Ras
Austroloid kemudian bermigrasi ke Australia dan sisanya hidup di di Nusa Tenggara Timur dan Papua. Ras
Melanesia Mongoloid berkembang di Maluku dan Papua, sedangkan ras Melayu
Mongoloid menyebar di Indonesia bagian barat. Ras-ras tersebut tersebar dan
membentuk berbagai suku bangsa di Indonesia. Kondisi tersebut juga mendorong
terjadinya kemajemukan budaya lokal
berbagai suku bangsa di Indonesia.
Menurut James J. Fox, di Indonesia
terdapat sekitar 250 bahasa daerah, daerah hukum adat, aneka ragam kebiasaan,
dan adat istiadat. Namun, semua bahasa daerah dan dialek itu sesungguhnya
berasal dari sumber yang sama, yaitu bahasa dan budaya Melayu Austronesia. Di
antara suku bangsa Indonesia yang banyak jumlahnya itu memiliki dasar persamaan
sebagai berikut.
Secara
umum budaya diartikan sebagai hal-hal yang
berkaitan dengan budi dan akal manusia. Jadi budaya daerah adalah suatu
sistem atau cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah daerah
dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya daerah terbentuk dari berbagai
unsur, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seniserta
bahasa.
Kearifan
Lokal secara umum diartikan sebagai
gagasan-gagasan, nilai-nilai-nilai, pandangan-pandangan setempat (lokal) yang
bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti
oleh anggota masyarakatnya.
Ciri-cirinya
adalah:
1) Mampu bertahan terhadap budaya luar
2) Memiliki kemampuan mengakomodasi
unsur-unsur budaya luar
3) Mempunyai kemampuan mengintegrasikan
unsur budaya luar ke dalam budaya asli
4) Mempunyai kemampuan mengendalikan
5) Mampu memberi arah pada perkembangan
budaya
2.2 MACAM – MACAM KEBUDAYAAN
1. Budaya
Daerah adalah suatu kebiasaan dalam wilayah atau daerah tertentu yang
diwariskan secara turun temurun oleh generasi terdahulu pada generasi
berikutnya pada ruang lingkup daerah tersebut. Budaya daerah ini muncul saat
penduduk suatu daerah telah memiliki pola pikir dan kehidupan sosial yang sama
sehingga itu menjadi suatu kebiasaan yang membedakan mereka dengan penduduk –
penduduk yang lain. Budaya daerah sendiri mulai terlihat berkembang di
Indonesia pada zaman kerajaan – kerajaan terdahulu.
2. Budaya
Nasional adalah gabungan dari budaya daerah yang ada di Negara tersebut. Itu
dimaksudkan budaya daerah yang mengalami asimilasi dan akulturasi dengan dareah
lain di suatu Negara akan terus tumbuh dan berkembang menjadi
kebiasaan-kebiasaan dari Negara tersebut. Contohnya Pancasila sebagai dasar
negara, Bahasa Indonesia dan Lagu Kebangsaan yang dicetuskan dalam Sumpah
Pemuda 12 Oktober 1928 yang diikuti oleh seluruh pemuda berbagai daerah di
Indonesia yang membulatkan tekad untuk menyatukan Indonesia dengan menyamakan
pola pikir bahwa Indonesia memang berbeda budaya tiap daerahnya tetapi tetap
dalam satu kesatuan Indonesia Raya dalam semboyan “bhineka tunggal ika”.
2.3 PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA
SAAT INI
Perkembangan budaya indonesia saat ini
sudah mulai terkikis perlahan-perlahan seiring dengan perkembangan zaman yang
lebih maju dan modern, saat ini banyak masyarakat secara perlahan meninggalkan
budaya local atau tradisional dan lebih memilih budaya yang lebih modern. Ini
terjadi karena adanya proses perubahan social seperti Akultursi dan
Asimilasi.Akulturasi adalan proses masuknya kebudayaan baru yang secara lambat
laun dapat diterima dan diolah dengan kebudayaan sendiri, tanpa menghilangkan
kebudayaan yang ada.
Asimilasi adalah proses masuknya
kebudayaan baru yang berbeda setelah mereka bergaul secara intensif, sehingga
sifat khas dari unsur-unsur kebudayaan itu masing-masing berubah menjadi
unsur-unsur kebudayaan campuran.
Perkembangan
kebudayaan Indonesia saat ini banyak didominasi dengan budaya-budaya asing yang
dinilai lebih praktis dibandingkan dengan kebudayaan local.
Berikut Faktor-faktor Pendorong Hilangnya
Budaya Indonesia:
·
Masuknya
Budaya Asing
Budaya
asing saat ini banyak mewarnai budaya Indonesia, masuknya budaya asing dinilai
sebagai salah satu penyebabnya.
Contoh
masuknya budaya asing terjadi pada:
1. Cara Berpakaian
Sekarang
ini masyarakat Indonesia lebih menyukai berpakaian yang lebih terbuka seperti
bangsa barat yang sebenarnya tidak sesuai dengan adat ketimuran bangsa
Indonesia yang dianggap berpakaian lebih sopan dan tertutup.
2. Alat Musik
Perkembangan
alat musik saat ini juga dibanjiri dengan masuknya budaya asing, kita dapat
mengambil contoh dari kebudayaan asli betawi di Jakarta, pada saat ini sudah
tidak ada lagi terdengar alat musik Tanjidor musik khas dari tanah Betawi, saat
ini yang sering kita dengar adalah alat-alat musik modern yang biasanya
menggunakan tenaga listrik.
3. Permainan Tradisional
Bahkan
masuknya budaya asing juga mempengaruhi permainan tradisional, seperti
permainan gangsing atau mobil-mobilan yang terbuat dari kayu, pada saat ini
sudah jarang kita temukan, yang saat ini kita temukan adalah produk-produk
permainan yang berasal dari Cina, seperti mainan mobil remote control yang
berbahan baku besi atau plastic.
Serta
berbagai macam yang lainnya seperti tarian, rumah adat, makanan, adat-istiadat
dan kesenian atau hiburan telah didominasi budaya asing.
·
Kurangnya
Kesadaran
Bangsa
Indonesia harus memiliki jati diri dengan cara mempertahankan nilai-nilai
budaya, saat ini masyarakat kita tidak peduli budaya yang masuk itu dapat
merusak atau tidak, namun pada kenyataannya masyarakat sekarang lebih senang
menerima budaya asing dibandingkan melestarikan budaya local atau tradisional,
yang sebenarnya dapat mengakibatkan hilangnya budaya Indonesia.
·
Kemajuan
Teknologi dan Peralatan Hidup
Kemajuan
teknologi juga sebagai pendorong hilangnya budaya Indonesia, contohnya adalah
pada saat ini banyak seseorang yang dituntut untuk dapat bekerja secara cepat
dan efisien, maka seseorang akan lebih memilih teknologi yang lebih maju untuk
mendukung pekerjaannya dibandingkan dengan peralatan tradisional yang labih
lambat.
2.4 PENGARUH POSITIF DAN
NEGATIF BAGI MASYARAKAT TERHADAP PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN
Kebudayaan Indonesia adalah serangkaian
gagasan dan pengetahuan yang telah diterima oleh masyarakat-masyarakat
Indonesia (yang multietnis) itu sebagai pedoman bertingkahlaku dan menghasilkan
produks-produk kebudayaan itu sendiri. Hanya persoalannya, ide-ide dan
pengetahuan masyarakat-masyarakat Indonesia juga mengalami perubahan-perubahan,
baik karena factor internal maupun eksternal.
Berikut
dampak kebudayaan Indonesia bagi masyarakat, antara lain:
·
Pengaruh
Positif dapat berupa :
1.
Peningkatan dalam bidang sistem teknologi, Ilmu Pengetahuan, dan ekonomi.
2.
Terjadinya pergeseran struktur kekuasaan dari otokrasi menjadi oligarki.
3.
Mempercepat terwujudnya pemerintahan yang demokratis dan masyarakat madani dalam
skala global.
4.
Tidak mengurangi ruang gerak pemerintah dalam kebijakan ekonomi guna mendukung
pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
5.Tidak
berseberangan dengan desentralisasi.
6.Bukan
penyebab krisis ekonomi.
·
Pengaruh
Negatif berupa :
1.
Menimbulkan perubahan dalam gaya hidup, yang mengarah kepada masyarakat yang
konsumtif komersial. Masyarakat akan minder apabila tidak menggunakan pakaian
yang bermerk (merk terkenal).
2.
Terjadinya kesenjangan budaya. Dengan munculnya dua kecenderungan yang kontradiktif.
Kelompok yang mempertahankan tradisi dan sejarah sebagai sesuatu yang sakral
dan penting (romantisme tradisi). Dan kelompok ke dua, yang melihat tradisi
sebagai produk masa lalu yang hanya layak disimpan dalam etalase sejarah untuk
dikenang (dekonstruksi tradisi/disconecting of culture).
3.
Sebagai sarana kompetisi yang menghancurkan. Proses globalisasi tidak hanya
memperlemah posisi negara melainka juga akan mengakibatkan kompetisi yang
saling menghancurkan.
4.
Sebagai pembunuh pekerjaan. Sebagai akibat kemajuan teknologi dan pengurangan
biaya per unit produksi, maka output mengalami peningkatan drastis sedangkan
jumlah pekerjaan berkurang secara tajam.
5.Sebagai
imperialisme budaya. Proses globalisasi membawa serta budaya barat, serta
kecenderungan melecehkan nilai-nilai budaya tradisional.
6.
Globalisasi merupakan kompor bagi munculnya gerakan-gerakan neo-nasionalis dan
fundamentalis. Proses globalisasi yang ganas telah melahirkan sedikit pemenang
dan banyak pecundang, baik pada level individu, perusahaan maupun negara.
Negara-negara yang harga dirinya diinjak-injak oleh negara-negara adi kuasa
maka proses globalisasi yang merugikan ini merupakan atmosfer yang subur bagi
tumbuhnya gerakan-gerakan populisme, nasionalisme dan fundamentalisme.
7.
Malu menggunakan budaya asli Indonesia karena telah maraknya budaya asing yang
berada di indonesia.
8.
Merasa dirinya jadul jika tidak menggunakan barang-barang asing
2.5 MELESTARIKAN BUDAYA
LOKAL INDONESIA
Kita sebagai warga
indonesia patut berbangga karena negri tercinta ini memiliki keindahan alam dan
ribuan kebudayaan yang sangat mempesona. tapi banyak dari pemuda indonesia yang
enggan bahkan memandang kebudayaan indonesia sebagai budaya yang kuno. mereka
menganggap di eraglobalisasi seperti saat ini kebudayaan indonesia terkesan
ketinggalan jaman, karena tidak mengikuti perkembangan jaman. Oleh sebab itu
sudah seharusnya kita sebagai warga
indonesia melestarikan budaya serta mengingatkan betapa berharga dan pentingnya
kebudayaan nusantara kita. kebudayaan indonesia yang begitu beragam, membuat
indonesia memiliki daya tarik bagi penduduk di belahan dunia. bahkan tidak
sedikit dari mereka tertarik untuk mempelajarinya. karena mereka beranggapan
bahwa kesenian dan kebudayaan indonesia begitu unik, dan menarik untuk di
pelajari. dan disini saya akan membahas bagaimana cara melestarikan kebudayaan
Ada dua cara pelestarian
budaya, yaitu :
1. culture experience
culture experience adalah pelestarian budaya yang
dilakukan dengan cara terjun langsung. seperti contoh masyarakat dianjurkan
mempelajari tarian daerah dengan baik. agar dalam setiap tahunnya tarian ini
dapat di tampilkan dan diperkenalkan pada khalayak dengan demikian selain dapat
melestarikan budaya kita juga dapat meemperkenalkan kebudayaan kita pada orang
banyak.
2. culture knowledge
culture knowladge merupakan pelestarian budaya dengan
cara membuat pusat informasi kebudayaan. sehingga mempermudah seseorang untuk
mencari tahu tentang kebudayaan. selain itu cara ini dapat menjadi sarana
edukasi bagi para pelajar dan dapat pula menjadi sarana wisata bagi para
wisatawan yang ingin mencari tahu serta ingin berkunjung ke indonesia dengan
mendapatkan informasi dari pusat informasi kebudayaan tersebut.
Selain 2 hal tersebut
kita juga dapat melestarikan kebudayaan dengan cara sederhana berikut:
a. meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam
memajukan budaya lokal.
b. lebih mendorong kita untuk memaksimalkan potensi
budaya lokal beserta pemberdayaan dan pelestariannya.
c. berusaha menghidupkan kemballi semangat toleransi
kekeluargaan, keramah-tamahan dan solidaritas yang tinggi.
d. selalu mempertahankan budaya indonesia agar tidak
punah.
e. mengusahakan agar semua orang mampu mengelola
keanekaragaman budaya lokal. oleh sebab itu kita sebagai warga indonesia sudah
seharusnya berbangga dengan jutaan keindahan alam serta keanekaragaman budaya
yang kita miliki. dan sudah sepatutnya kita melestarikan kebudayaan ini agar
terus berkembang dan dapat di perkenalkan kepada seluruh dunia agar tidak ada
peng-klaiman dari negara asing yang mengakui kebudayaan indonesia sebagai
kebudayaannya.
Selain cara yang
dijabarkan diatas, beberapa cara yang dapat dilakukan oleh seorang anggota
masyarakat khususnya kita sebagai generasi muda dalam mendukung kelestarian
budaya dan ikut menjaga budaya lokal diantaranya adalah :
1. Mau mempelajari budaya tersebut, baik hanya sekedar
mengenal atau bisa juga dengan ikut mempraktikkannya dalam kehidupan kita.
2. Ikut berpartisipasi apabila ada kegiatan dalam
rangka pelestarian kebudayaan, misalnya :
·
Mengikuti kompetisi tentang kebudayaan,
misalnya tari tradisi atau teater daerah.
·
Ikut berpartisipasi dengan mementaskan
budaya tradisonal pada acara ataupun kegiatan tertentu, seperti pada saat
perayaan hari ulang tahun kemerdekaan bangsa, mengadakan pementasan ketoprak
yang berbau perjuangan, dan lain-lain.
3. Mengajarkan kebudayaan itu pada generasi penerus
sehingga kebudayaan itu tidak musnah dan tetap dapat bertahan.
4. Mencintai budaya sendiri tanpa merendahkan dan
melecehkan budaya orang lain.
5. Mempraktikkan penggunaan budaya itu dalam kehidupan
sehari-hari, misalnya budaya berbahasa.
6. Menghilangkan perasaan gengsi ataupun malu dengan
kebudayaan yang kita miliki.
7. Menghindari sikap primordialisme dan etnosentrisme
3.0 DAFTAR PUSAKA
http://dwinastiti7.blogspot.co.id/2013/12/bagaimana-cara-melestarikan-budaya.html
http://hanydina.blogspot.co.id/2013/02/cara-menjaga-budaya-lokal.html
http://fzhsafarina.blogspot.co.id/2013/05/pengaruh-budaya-lokal-terhadap-perilaku.html
http://fzhsafarina.blogspot.co.id/2013/05/pengaruh-budaya-lokal-terhadap-perilaku.html
www.ghosasquare.blogspot.com/2009/01/pengertian-budaya-daerah-dan-budaya.html
